Rabu, 23 Januari 2013

MOTIVASI KELOMPOK PKH part 2

"Yah, tadi ada Neneng nganter tusuk gigi untuk dicicipi, kelompoknya sudah mulai produksi dan produksi awal sudah habis terjual. Tadi juga mau kasih amplop, katanya dari ibu-ibu tapi Umi bilang 'jangan, ayah bilang nggak boleh mengutip uang seperti itu'....". 
Dalam hati saya bersyukur, walau kami masih dalam kondisi seperti saat sekarang ini tapi Allah masih jaga dan kayakan hati kami sekeluarga, semoga Allah kayakan juga atas keberkahan yang lainnya.

Tugas sebagai pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) adalah amanah dari Allah SWT, walau tidak sepenuhnya terasa nyaman dihati tetapi amanah adalah amanah yang harus dilaksanakan tanpa ada khianat. Ini bukanlah perkara yang ringan bila kenyataan penghidupan yang sedang dilakoni dalam keterhimpitan yang tak kunjung usai. Memang segala sesuatunya adalah aturan main yang harus kita jalani, tapi terkadang itu adalah ujian tersendiri untuk menggenggam amanah kependampingan agar tidak tercederai. Semangat Pagi! semoga hati selalu kuat walau badan telah begitu lelahnya seharian menjalani rutinitas pendampingan.

Rekan pendamping dimanapun, kalian adalah inspirator semangat yang nyata dalam menjalankan tugas sebagai pendamping PKH, kita punya misi luar biasa yang akan kita bangun dan wujudkan bersama. Sebuah Grand Disign generasi anak bangsa yang sehat dan berpendidikan, ini memang bukan kerja satu dua bulan, atau sekedar penyampaian data yang hanya untuk komoditas pencitraan belaka. Kita tidak butuh pencitraan yang bukan semestinya, apalagi hanya sebagai komoditas politik. PKH adalah portal pemberdayaan masyarakat kalster 1 yang butuh keseriusan dan total out atas potensi yang kita miliki. Buat masa depan negeri ini bangga walau hanya hanya 1 RTSM yang kita dampingi dan terletak nun jauh dari hingar bingar kenyamanan keseharian kita. Satu yang pasti, kita belum tau siapa dan dari mana pemimpin masa depan negeri ini Allah lahirkan, bisa jadi dia adalah salah satu anak dari keluarga RTSM dampingan kita. Betapa bersyukurnya kita bila telah bisa mengawal tumbuh kembang dia ke masa depan yang lebih baik.

Anak PKH cerdas dan sehat, itu bukan sekedar slogan yang kita suarakan kemana-mana dan kesetiap kesempatan. Tapi itu adalah sebuah tantangan yang menjadi harga mati untuk kita wujudkan. Bagaimana caranya? Semua bermula dari keluarga, maka upaya pemberdayaan kepada keluarga RTSM peserta PKH adalah mutlak. Secara tersirat telahpun diwajibkan atas setiap pendamping membentuk kelompok-kelompok PKH dan itu awal sekali dilakukan sebelum dimulainya proses validasi data dilaksanakan. Ini adalah peluang dimana kita akan memanfaatkannya sebagai titik awal pemberdayaan atas mereka, atas kelompok PKH dalam sebuah grand disign ciptaan kita, atau langsung saja kita arahkan mereka untuk membentuk kelompok UEP (Usaha Ekonomi Produktif), nantinya ini akan menjadi tiket kita untuk merekomendasikan kelompok-kelompok binaan kita dalam upaya pembinaan lanjutan dari pihak-pihak terkait atau bahkan untuk mendapatkan bantuan lain sebagai modal usaha kelompok dalam bentu Kube PKH misalnya. Ini bukan sekedar wacana, dan ketika ini saya cobakan kepada RTSM dampingan saya di 7 desa yang ada ternyata hampir kesemuanya menyambut dengan baik. Bahkan diantara kelompok tersebut telah membuat produk aneka sneck PKH yang laku terjual di pasar.


Selangkah lagi rencana kerja yang mohon dukungannya, yaitu seminar berkelanjutan untuk kewirausahaan bagi RTSM dan pendamping PKH di Kabupaten Pringsewu. Secara kedinasan memang Dinas Sosnakertrans Kabupaten Pringsewu telah melakukan kerjasama dengan salah satu universitas negeri yang ada, tetapi tidak ada salahnya bila saya mencoba yang lain. Toh semua itu muaranya untuk kepentingan pemberdayaan RTSM dampingan yang ada. Inipun bisa menjadi wacana baru untuk rekan pendamping yang ada di Kabupaten Seribu Bambu tercinta. Bagaiman? Tentunya Semangat Pagi!

Aneka Sneck PKH

Ibu Neneng yang saya sebut di atas dalam dialognya dengan isteri saya tadi sore adalah ibu Ketua Kelompok PKH "AL Hidayah" dari Desa Sukoharjo III Barat. Ada 18 orang anggota kelompok PKH Alhidayah dan empat orang diantaranya ada sudah usaha kecil-kecilan sebagai penjual jajanan di pasar dengan membuat arem-arem (Ibu Sunarti, Dusun 05), Ibu Wagiyem (membuat gebleg), Ibu Siswanti (penjahit perca), dan Ibu Neneng (penjahit keset), sementara 13 orang lainnya adalah ibu rumah tangga mutlak. Ini hanya sebagian kecil contoh profil kelompok PKH yang telah terbentuk dari pertemuan awal dimana PKH dilaksanakan di negeri ini, tentunya banyak diantara kelompok-kelompok PKH yang lain yang telah diberdayakan dan siap take off dari status RTSM. Amiin.

Kelompok PKH "Al Hidayah" Pekon Sukoharjo III Barat
Kelompok PKH Alhidayah memilih sneck tusuk gigi (stick) sebagai produk hasil olahan kelompok sama seperti yang lain, dipilih karena masih mempunyai prospek pasar. Walau dari empat kelompok PKH yang ada mereka membuat sneck tusuk gigi tetapi cita rasanya satu sama lain berbeda, tentunya secara signifikan dipasarpun berpengaruh. Atas kondisi-kondisi seperti ini, juga adanya keprihatinan atas olahan sneck yang dibuat rata-rata masih menggunakan penyedap rasa non organik atau instan seperti bumbu masak merek "R" yang banyak digunakan. Padahal kalau pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan 100 persen bahan organik akan memiliki cita rasa yang berkualitas lebih, demikian saran dari seorang rekan yang mengerucut pada upaya perlunya diadakan pelatihan kewirausahaan dan bimbingan berterusan atas kelompok-kelompok UEP tersebut. Memang baru wacana dan akan segera kami upaya agar bisa terwujud, mohon do'anya dan selalu Semangat Pagi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar